Kamis, 21 November 2019

BUTUH IJAZAH PAKET C SETARA SMA, PAKET B SETARA SMP DAN PAKET A SETARA SD


BUTUH IJAZAH PAKET C SETARA SMA, PAKET B SETARA SMP DAN PAKET A SETARA SD, silahkan isi data anda pada formulir dibawah ini:


Ijazah Paket : A, Paket B & Paket C (Pilih salah satu)

Nama Lengkap                  :
Tempat Lahir                     :
Tanggal Lahir                    :
Nomor KTP                       :
Jenis Kelamin                    :
Agama                               :
Alamat                               :
RT                                      :
RW                                     :
Desa/Kelurahan                 :
Kecamatan                         :
Kab/Kota                           :
Propinsi                             :
No. Hp                               :

Nama Orang Tua
Ayah                      :
No. KTP                :
Tgl. Lahir              :

Ibu                         :
No. KTP                :

Tgl. Lahir              :


Antar Persyaratan Ke Kantor PKBM Verlenen Education

Alamat Jl. Mekarsari Ujung Kel. Palas Kec. Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

Telpon/HP. 0813 65 500 509 / 0812 88 500 400 / 0812 6116 6104

Kamis, 10 Oktober 2019

Peringatan!!!, agar Pembayaran dilakukan melalui Bank Terdekat



PERINGATAN !!!


Setiap Peserta didik yang melakukan pembayaran uang Pendaftaran, uang Pendidikan (SPP), Sumbangan dll, agar di setor melalui BANK BRI No. Rekening  336001039011530 atas nama Sekolah PKBM VERLENEN EDUCATION, tidak dibenarkan apabila ada pembayaran secara tunai melalui Pegawai PKBM VERLENEN EDUCATION.

Bila tidak diindahkan peringatan ini, maka  kami tidak bertanggungjawab atas kesalahan/kelalaian sdr/i, orangtua/wali Peserta didik.

Setiap Uang Pendaftaran, SPP, dll bagi yang mengundurkan diri wajib dibayar dan bagi yg telah membayar tidak dapat dikembalikan kepada peserta didik 

Informasih lebih lanjut hubungi Fauzan Laia

HP: 0812 88 500 400
WA: 0813 65 500 509

Rabu, 22 Mei 2019

Pengin Ikut Ujian Paket C setara SMA seperti ibu Susi Pudjiastuti ? berikut Caranya


sumber Foto dari: 

Pekanbaru, Mendengar nama Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan sudah tak asing lagi bagi Rakyat Indonesia bahkan bagi warga Negara Asing, beliau sangat Berani dan tepat dalam melakukan tindakan dalam menjaga kekayaan NKRI Khususnya bagian Kelautan dan Perikanan, beliau hanya Tamatan Paket C satara SMA.

Apakah Saudara Mau Mengikuti Kelompok Belajar Paket C Setara SMA, seperti beliau?... Lengkapi Persyaratan Berikut ini:

Persyaratan Pendidikan Paket C (ijazah) Setara SMA :

  1. Ijazah asli terakhir SMP/Mts/Paket B
  2. Fotocopy ijazah leges / SKHUN (bila tidak ada pegawai PKBM Verlenen Education mengurus ke dinas Pendidikan)
  3. Fotocopi Kartu Keluarga dan KTP 3 Lembar
  4. Pasfoto warna merah 3 x 4       5 Lembar
  5. Pasphoto 3 x 4 hitam putih        5 Lembar
  6. Pashoto 2 x 3 Warna Merah        3 Lembar
  7. Materai 6000 3 lembar
  8. Adm. Pendaftaran
  9. Map Plastik bertulang Besi Warna Kuning1
  10. Map Biasa Warna Kuning 2 Lembar

HP/WA : 0813 65500 509 / 0812 88 500 400

Pelaksanaan USBN dan Ujuan Nasional (UN)

BSNP Tetapkan POS USBN DAN UN 2019

Pemerintah kembali akan melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2019. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui surat edaran nomor 0101/SDAR/BSNP/XI/2018 (unduh disini), pada hari Kamis (29/11/2018), BSNP menetapkan POS Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) tahun 2019. Penetapan POS tersebut dimuat dalam Keputusan BSNP Nomor 0048/P/BSNP/XI/2018 untuk POS USBN dan Nomor 0047/P/BSNP/XI/2018 untuk POS UN.
POS USBN dan UN adalah ketentuan yang mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan USBN dan UN tahun 2019. Secara umum, kebijakan USBN dan UN tahun 2019 tidak jauh berbeda dengan kebijakan tahun 2018. Perbedaan pada jadwal pelaksanaan dan proyeksi jumlah peserta.
“Kebijakan USBN dan UN tahun 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan kebijakan USBN dan UN tahun 2018. Perbedaan ada pada proyeksi jumlah peserta dan jadwal ujian”, ucap Bambang Suryadi Ketua BSNP.
Terkait dengan soal, tambah Bambang, untuk USBN ada soal Pilihan Ganda (PG) sebanyak 90 persen dan soal uraian sebanyak 10 persen. Masih ada soal dari Pusat sebanyak 20-25 persen. Sisanya, 75-80 persen soal USBN disusun oleh masing-masing guru di satuan pendidikan yang dikonsolidasikan oleh MGMP/KKG/Forum Tutor/Pokja Pondok Pesantren Salafiyah.
Soal UN 100 persen disiapkan oleh Pusat. Semua soal dalam bentuk pilihan ganda, kecuali soal Matematika SMA/MA, SMK/MAK dan Paket C/Ulya yang terdiri atas pilihan ganda dan isian singkat. Demikian juga soal yang berorientasi pada penalaran tingkat tinggi (HOTS), masih diterapkan dalam UN 2019.
“Waktu pelaksanaan UN 2019 sedikit bergeser ke depan dibandingkan tahun 2018. UN tahun 2018 dimulai pada bulan April, sedangkan UN tahun 2019 dimulai pada bulan Maret. Pergeseran ini karena menyesuaikan waktu puasa Ramadhan yang diproyeksikan mulai tanggal 5 Mei 2019”, ujar Ketua BSNP.
UN SMK/MAK tahun 2019 dilaksanakan pada tanggal 25-28 Maret 2019, sedangkan UN SMA/MA pada tanggal 1,2, 4, dan 8 April 2019. UN Program Paket C/Ulya pada tanggal 12-16 April 2019. UN SMP/MTs pada tanggal 22-25 April 2019, sedangakn UN Program Paket B/Wustha pada tanggal 10-13 Mei 2019.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa moda pelaksanaan UN 2019 adalah dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Balitbang dan Direktorat terkait di Kemendikbud dan Kementerian Agama, untuk SMA/MA, SMK, dan Paket C ditargetkan 100 persen UNBK. Sedangkan untuk jenjang SMP ditargetken 85 persen UNBK, dan jenjang MTs serta Paket B ditargetkan 100 persen UNBK.
Selain itu, POS UN 2019 juga memuat kebijakan pelaksanaan UN di daerah terdampak gempa, yaitu daerah Lombok dan Sulawesi Tengah. Ada kebijakan khusus untuk pelaksanaan UN di daerah terkena dampak gempa. Secara teknis, Direktorat terkait dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dan akan terus berkoordinasi dengan daerah terdampak gempa.
Secara terpisah, Kiki Yuliati Sekretaris BSNP mengatakan bahwa POS USBN dan UN telah diedarkan ke Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, Kanwil Kemenag, Balitbang, dan Direktorat terkait di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama. Selanjutnya BSNP bersama Balitbang akan melaksanakan sosialisasi kebijakan USBN dan UN 2019.
POS USBN dan POS UN dapat diunduh melalui laman berikut.
sumber :

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)


Pengembangan Pelaksanaan USBN Tahun 2018

Kemendikbud Perkuat Peran Guru Dalam Evaluasi Belajar

Jakarta, Kemendikbud --- Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tahun ini mengalami pengembangan. Sebanyak 75 sampai dengan 80 persen soal USBN untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) disiapkan oleh guru mata pelajaran pada satuan pendidikan, kemudian dikonsolidasikan dengan Kelompok Kerja Guru (KKG).

Pada jenjang SD, USBN di tahun 2018 tetap menguji tiga mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Sekitar 90 persen soal berjenis pilihan ganda, dan sekitar 10 persen berbentuk esai.

“Perakitan soal USBN seratus persen dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di tingkat KKG atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),” disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam taklimat media di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemendikbud), Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Totok Suprayitno mengungkapkan bahwa mata pelajaran yang diujikan sebelumnya telah diujikan dalam US/M. Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dan Olah raga. "Naskah soal ujian seratus persen disiapkan oleh sekolah," ujar Totok.

Untuk Kesetaraan Program Paket A mata pelajaran yang diujikan dalam USBN adalah Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKN. Lima mapel tersebut merupakan mapel yang yang sebelumnya diujikan dalam US/M Program Kesetaraan. Pada Ujian Sekolah yang diujikan adalah Pendidikan Agama, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Penjaskes dan Olah Raga.

Selanjutnya, untuk jenjang SMP, SMA, SMK, dan Pendidikan Luar Biasa, serta Pendidikan Kesetaraan (Paket B/Wustha, dan Paket C/Ulya) seluruh mata pelajaran akan diujikan dalam USBN, dan tidak ada lagi pelaksanaan ujian sekolah. “Tahun ini, seluruh Mapel akan diujikan dengan komposisi soal 90 persen pilihan ganda, dan 10 persen esai,” jelas Totok.

Sedangkan untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK 75 sampai 80 persen naskah disiapkan oleh guru pada satuan pendidikan dan dikonsolidasikan dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB 100 persen soal ujian disiapkan oleh sekolah berdasarkan kisi-kisi nasional. Selanjutnya untuk Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Paket B/Wustha, dan Paket C/Ulya 75 – 80 persen soal ujian disiapkan oleh Tutor dan dikonsolidasikan dengan Forum Tutor, dan 20 – 25 pesen soal disiapkan oleh pusat sebagai soal jangkar (anchor).

Penyusunan soal USBN tahun ini melibatkan guru dari berbagai sekolah untuk membuat butir-butir soal dengan porsi 75 sampai 80 persen, kemudian digabungkan dengan 20 sampai 25 persen soal yang disiapkan oleh pusat.

"Soal itu kemudian diperiksa dan dirakit bersama oleh KKG atau MGMP, di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota atau Kanwil/Kantor Kemenag. Standar dan kisi-kisi ditetapkan oleh BSNP,”  ujar Kepala Balitbang.

Pada tahun pelajaran 2016/2017, ujian akhir satuan pendidikan pada jenjang SD menggunakan istilah Ujian Sekolah/Madrasah biasa disingkat US/M. Sedangkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) mulai diberlakukan pada tahun pelajaran 2016/2017 untuk SMP, SMA, SMK, dengan beberapa mata pelajaran yang diujikan.

Kepala Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengungkapkan posisi USBN sangat strategis, khususnya sejak Ujian Nasional tidak lagi menentukan kelulusan peserta didik.

"Dengan USBN ini, kita juga meningkatkan kompetensi guru dan capaian kompetensi lulusan," ujar Bambang.

USBN Dorong Revitalisasi Sekolah dan Peran Guru

Pemerintah berupaya mengembalikan peran penting guru di satuan pendidikan dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Menurut Mendikbud, sudah cukup lama guru tidak terbiasa membuat alat evaluasi hasil belajar sendiri.

"Kita ingin guru semakin memahami tentang standar isi, standar evaluasi, terutama standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Bukan sekadar apa yang diajarkan guru, tapi apa yg harus dimiliki oleh siswa saat dinyatakan lulus," tutur Muhadjir.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Hamid Muhammad mengungkapkan bahwa di bulan Februari mendatang Kemendikbud akan melatih guru-guru di level KKG dan MGMP di kabupaten/kota untuk menyusun soal-soal ujian yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi belajar peserta didik. (*)


sumber :